Senin, 11 Mei 2009

transportasi kota medan..., siapa yang perduli ?

kota medan, kota terbesar ketiga di indonesia setelah jakarta dan surabaya, saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat, banyak hotel, berbintang, apartemen, pusat-pusat keramaian lainnya dibangun beberapa tahun belakang ini. Dengan adanya pembangunan tersebut maka terjadilah konsentrasi kegiatan di beberapa titik baru di kota Medan.
Namun dibandingkan dengan pembangunan sentra-sentra kegiatan tersebut, ternyata pemerintah, baik pemerintah pusat, propinsi ataupun kota tidak terlalu memberikan perhatian dengan porsi yang cukup bagi pembangunan infrastruktur jalan serta perbaikan terhadap sistim transportasi yang ada. Hal ini meyebabkan terjadinya gejala-gejala/fenomena ketidaknyamanan dalam melakukan perjalanan di kota ataupun pinggiran kota Medan, serta terjadinya gesekan-gesekan yang cukup serius antara stakeholders transportasi di kota Medan.
fenomena tersebut adalah :
1. Terjadinya bentrokan antara sesama operator angkutan umum berkenaan dengan tumpang tindihnya rute.
2. Semakin besarnya frekwensi kejadian pelanggaran lalu lintas di persimpangan jalan yang berlampu
3. Semakin banyaknya kejadian kendaraan yang menjalankan kendaraannya melawan arah arus lalu lintas
4. Makin banyak pengemudi yang tidak mematuhi aturan-aturan lalu lintas seperti marka dan rambu (mungkin perlu diteliti apakah kita punya satu pengertian tentang marka, dan apakah pengertian kita akan marka tersebut benar?)
5. Makin banyaknya terlihat kendaraan dengan bekas menabrak/ditabrak
6. Pembiaran pemerintah pada media yang memperlihatkan kendaraan sepeda motor saling beradu cepat, baik/ngebut di jalan, dengan tidak mengindahkan keselamatan
dan sebagainya..
hal ini jika dibiarkan tentunya akan memperparah lalu lintas di kota medan.
Terdapat konsep "Broken Window" yang secara ringkas menyatakan bahwa jika suatu ketidakberesan terlihat terus menerus maka "kesan" tersebut akan menular kepada orang/tempat lain dilingkungannya, sehingga akan meningkatkan ketidakberesan yang lebih besar lagi, yang akan berujung pada "chaos".

apakah pembiaran ini akan terus berlanjut?
medissurbakti@yahoo.com

Tidak ada komentar: